BARANG MEWAH


“Zaman sekarang ini ketulusan termasuk barang mewah”, temanku tiba-tiba berkomentar.
“Setuju”, jawabku.
“Nggak nyangka, seseorang yang selama ini kuanggap baik ternyata tega menipuku, aku bermaksud membantunya ternyata dia justru tega menipu”, katanya.


“Kalau masih bisa diurus ya diurus, tapi jika malah mengotori kalbumu ya sudah diikhlaskan saja, karena Allah tidak akan hadir pada qalbu yang kotor, jaga dirimu. Maka anggaplah sebagai sodakoh”, saranku.
“Aku juga bermaksud begitu”, katanya.
“Maaf bisa jadi kau kemarin juga lengah he hee ...sehingga hanya menilai dari tampilannya saja, ”, kataku.
“Beneerrrr…..kuakui itu, makanya aku ikhlaskan saja jika memang sulit ditagih, sekalian buat pelajaran bagiku”, katanya.

“Memang penampilan bisa mengecoh orang lain, tampak rapi wangi parlente ternyata koruptor, terlihat tampilannya relijius bahkan bisnis di ranah reliji pun ternyata menipu puluhan ribu orang…sudah banyak contoh yang terjadi disekitar kita”, kataku.
“Ternyata hanya palsu ya”, tanya dia.

“Itulah kelemahan manusia, lebih suka mengidolakan yang tampak sebatas indra matanya saja sehingga mudah terkecoh dan juga dikecoh”, kataku lagi.
"Padahal Allah menilai bukan dari tampilan seseorang tetapi dari akhlaq perbuatannya, artinya Allah pun sebenarnya sudah mengingatkan bahwa untuk berelasi dengan orang lain harus mengacu kepada akhlaqnya", kutambahkan lagi.

 *Ya Allah Ya Robb ku…perlindungan-Mu yang paling sempurna, semoga hamba-Mu yang lemah ini tak bergeming dari-Mu.


Bumi Pertiwi Indonesia, 24 Agt 2017

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nge-gym

Diet

Ibarat saklar