Blereng/Silau

Temanku berkeluh kesah, dia sedang kesal dan marah berat karena dicurangi uang oleh temannya yang seorang ahli hukum-punya kantor dan karyawan.
"Seorang ahli hukum ternyata justru lebih licik
dari perkiraanku", kata dia.

"Kau itu blereng padanya...kau beranggapan bahwa seorang ahli hukum tidak bakal melanggar hukum, begitu bukan ?", kataku kepadanya.
"Iya betul", teriaknya kesal.

"Blereng itu bermula tidak tahu secara detil alias bodoh dan buta tentang hal tsb sehingga yang ada menjadi super kagum lalu menjadi terlena karena begitu mempercayainya, karena yang kau lihat hanya tampak luarnya saja", kujelaskan.
"Iya betullllll...." katanya lagi.

Contohnya kau blereng pada suatu kota di salah satu negara, setelah mendatanginya kau akan bilang, "Ya yaaa biasa saja".
Contoh lain, blereng pada iming-iming suatu investasi kemudian menanam modal disana yang ternyata investasi bodong, ya karena kau buta bidang investasi maka menjadi percaya begitu saja.

Blereng juga berlaku pada semua manusia dan semua bidang, termasuk blereng pada pemuka agama.
"Iyaaaaa aku juga pernaaah.....", gumamnya membenarkan.

"Lalu harusnya bagaimana ?" Keluhnya lirih masih tampak berat.
"Sebaiknya selalu waspada dan utamakan Sang Maha Kuasa, karena Dia tidak ada pesaing-Nya".....penjelasanku padanya.
"Duuuhhh... aku harus segera bertobat", katanya cepat.

*Ya Allah, perlindungan-Mu pasti sempurna bagi umat-Mu yang mau berserahdiri total.

*Blereng yaitu memandang pada suatu benda/point yang tampak bercahaya gemerlap sedangkan point yang sebenarnya tak dapat terlihat dengan seutuhnya. Biasanya menjerumuskan dan membahayakan.


Bumi Pertiwi Indonesia, 30 Mei 2017

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nge-gym

Diet

Ibarat saklar