Jurus Mengeluh
“Laahh begini lagi begini lagi, bosen banget !!”, teman bersungut saat menghadiri agenda rutin.
“Sstt tak usah mengeluh, jika memang tak suka lebih baik pulang
mundur teratur tanpa mengeluh, carilah acara lain yang dirasa lebih cocok agar kau
nyaman menjalaninya sehingga berkah”, kataku mengingatkan.
“Tapi kaaannn …”, dia masih mencari alasan pembenaran.
“Mengeluh adalah hobby bagi orang yang tidak pandai
bersyukur”, kataku.
“Masak iya sih ?”, tanya teman lain.
“Iya, mengeluh itu sejatinya bentuk protes kepada Allah.
Terlalu lelah kerja keras lalu mengeluh, saat menganggur juga mengeluh. Punya uang juga mengeluh karena melihat orang
lain lebih kaya. Cuaca panas mengeluh, hujan deras juga mengeluh, dst tak ada
habisnya”, kujelaskan.
“Aahh jangan menyindir yaaa”, komentar teman yang satu
lagi tertawa kecut.
“Nyatanya begitu bukan ?! dari pada sibuk mengeluh kenapa
tak berusaha mengatasinya ? Jika sibuk mengeluh dipekerjaan ya keluarlah, pindah ketempat yang dirasa lebih nyaman.
Kepanasan ya carilah solusi agar tak kepanasan. Dengan begitu kau akan mampu
menikmati apa yang berada ditanganmu sehingga berkah bagimu”, kuanjurkan kepada
mereka.
“Tapi kkaaann….”, kata temanku lagi.
“Naaahh kalimat *tapi kan* selalu dijadikan jurus ampuh
untuk membela ketidak syukurannya tersebut, padahal bersyukur itu tak hanya
sekedar mengucap alhamdulillah disaat mendapatkan apa yang diinginkannya tetapi
mampu menikmati sekecil apapun yang telah diberikan oleh-Nya dengan senang
dan tulus. Pahit atau manis itu hanya tergantung dari sudut pandang saja”,
kujelaskan.
*Terima kasih Ya Allah, Engkau perbaiki penglihatanku hingga ku jadi
paham cara melihat berkah-Mu.
Pelukan-Mu sungguh nyata bagiku.
Bumi Pertiwi Indonesia, 23okt17
Komentar
Posting Komentar