LAMPU MERAH

Diinn ddiiinnn...ddiiinnn....terdengar berisik klakson dari kendaraan dibelakang kami.
"Ada apa sih ? kenapa kita diklakson ?", tanyaku ke teman yang nyetir.
Baru saja dia mau menjawab pertanyaanku, terdengar ketukan di kaca, "Majuuuu...majuu" dari seseorang sembari
melajukan motornya.
"Maju kemana ? Lampu masih merah", kataku kepada diri sendiri.
"Biiiasaaa...mereka maunya kita berhenti lebih maju dari marka ini...seperti kendaraan-kendaraan didepan itu", temanku bergumam.

"Naaah itulah yang tak mereka sadari...dari pelanggaran seperti ini mereka sebenarnya tidak mampu memahami ilmu-ilmu al-hikmah-Nya", kataku.
"Apakah itu ?", tanyanya.
"Traffic light itu sebenarnya kan menyimbolkan polisi lalu lintas, walau polisinya tidak berada ditempat ini tetapi semestinya para pengendara mematuhi peraturannya bukan ?", kujawab.
"Ya itu maah sudah pada tahulllaahh", dijawabnya sambil memandang ke lampu traffic.
"Kalau sudah tahu kenapa mesti pada melanggarnya ?!", kataku.
"Itulah orang kita", jawabnya sambil melajukan mobil karena lampu sudah hijau.
"Justru disitulah letak pointnya....lampu traffic dan polisi yang jelas-jelas bisa dilihat dengan mata pun dilanggarnya, apalagi Allah yang tak bisa dilihatnya...bakal semakin digampangin tuh....Semua aturan-Nya langgar ajaa teruusss", aku menjelaskan.
"Wuuaaa beneer juga kau", komentarnya.
"Disuruh tidak merugikan orang lain, tak menjahati orang lain, tak menyakiti orang lain, tak merusak lingkungan....itu saja", aku melanjutkan.
"Duuuhh ternyata manusia harus selalu sadar yaaa...aku juga banyak melanggar aturan-Nya", katanya pilu.

*Ya Allah, Ya Robb....semakin banyak manusia yang berlaku semaunya sesuai egonya hingga tega menyakiti manusia lain bahkan dengan gampang membunuhnya. Ampuni kami Ya Allah....


Bumi Pertiwi Indonesia, 7 Jul 2017

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nge-gym

Diet

Ibarat saklar