LENGAH KALAH


“Hhiiihh … serem kemarin lihat tetanggaku marah, jadi terlihat kurang pantas …Padahal hanya masalah sepele jadinya tersinggung lalu marah besar, apa nggak capek ya ?”, kata seorang teman.
“Orang yang aku-nya masih methingkring tinggi ya”, tanyaku.
“Apa itu ?”, dia balik bertanya.
“Iya, orang yang aku-nya masih sangat tinggi, itulah
sebabnya kesentil dikit langsung marah, mudah tersinggung, mudah kecewa, curiga, kesal, dongkol, iri, serakah, tamak, rakus, sombong, dkk nya…itu terus yang dipeliharanya, karena merasa dirinya selalu benar, padahal sejatinya justru sebaliknya”, kataku lagi.

“Kepala jadi puyeng, hati selalu panas membara tuh…maunya ingin balas dendam dan harus, hii hiii dulu aku pernah”, kata teman lain sambil terkikik.
“Nyaman dulu atau sekarang setelah mampu meraih ketenangan ?”, tanyaku.
“Jelas sekaraanggggg…”, sahutnya sumringah.

“Nilai sebuah ketenangan lebih luar biasa dari nilai mendapatkan suatu harta benda, betul nggak ?!”, kataku.
“Iyaaa betul bangeeett…bahkan kadang menyesal, kenapa enggak dimulai dari duluuuu”, katanya lagi.

 “Padahal orang marah itu pasti lengah, begitu lengah pasti kalah. Itu hukum alam….orang yang marah tidak mungkin bisa berpikir jernih, pikirannya pasti kusut simpang siur, ngotot kudu menang dengan cara apapun atau paling tidak, harus tampak menang. Dia lupa bahwa semua ada waktunya, tak mungkin selalu diatas. Semua berputar ... seperti bumi bulat yang selalu berputar, kadang diatas kadang dibawah. Dan kejahatan tidak pernah akan menang”, kubantu jelaskan.

“Setuujuuu...dan setelahnya menyesal, kenapa tadi berbuat tolol dan konyol hahaha….malu sendiri”, kata teman tsb.

“Sangat hebat kau mampu menyesal dan malu…banyak yang tidak memahami bahwa yang telah dilakukannya konyol dan memalukan, tetap saja dirinya merasa paling benar”, kataku lagi.
“Kenapa ya bisa begitu ?”, tanya teman lain.
“Ego yang methingkring tadi yang mencengkram, sehingga ybs tak pernah sadar diri”, kujelaskan lagi.
“Oooo biangnya si ego lagi ? dia lagi… dia lagi”, sahut teman tsb.

 *Ya Allah, mohon karunia-Mu…agar hamba-Mu yang bodoh ini semakin terbimbing oleh-Mu. Aamiin.

 Methingkring = duduk lebih tinggi dari yang lain dengan tidak sopan.


Bumi Pertiwi Indonesia, 29 Agt 2017


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nge-gym

Diet

Ibarat saklar