Manusia Berlian
Semua manusia yang dilahirkan ke bumi ibarat Berlian-bersinar penuh Cahaya.
Cahaya Kasih Sayang....
Yaaaa didalam dirinya ada jiwa/ruh
yang dipenuhi energi kasih sayang-Nya.
Lihatlah bayi yang baru dilahirkan, dia akan tersenyum tulus walau tidak mempunyai sehelai pakaianpun, telanjang tanpa membawa apapun.
Tetapi dia kuat sebab selalu mendengar kata hatinya, yang disuarakan oleh jiwanya.
Bayi akan merengek protes jika berdekatan dengan orang yang penuh kebencian.
Bayi selalu menangis jika ada pencurian disekitarnya, menangisi ketidak jujuran, menangisi ketidak tulusan.....
menangisi keserakahan....
Bayi mampu melihat melalui mata hatinya,
jiwanya menembus ruang dan waktu,
bersama tuntunan-Nya.
Lepas dari usia balita menjadi remaja kemudian dewasa hingga tua, secara bertahap kilau si Berlian mulai meredup tertutupi oleh lumpur-lumpur sehingga memadamkan kilaunya.
Lumpur-lumpur hawa nafsu yang melekat semakin erat seperti karat.
Lumpur yang berasal dari egonya, sangat kotor, dekil dan suram, tiada bisa ditembus oleh Cahaya-Nya.
Lumpur-lumpur iri, dengki, serakah, tamak, amarah, kebencian, adu domba, fitnah, dll yang mengotori jiwanya.
Rasa kasih sayangnya tertutupi oleh segala kotoran itu sehingga terhijablah manusia dari-Nya.
"Maka padamlah Rasa-Nya".
.....Ooohh Ya Allah-Sang Maha, Engkau selalu mencintai seluruh manusia/makluk tanpa kecuali....
Engkau tidak akan pernah membedakan berdasar apapun karena Kasih-Mu MAHA...
Semoga suatu saat nanti jika waktunya Kau panggil aku, Berlian ini sudah berkilau kembali agar cahayanya bersatu dengan Cahaya-Mu.
* Ibadah jasmani tanpa dibarengi upaya mencerdaskan ruhani tidak akan berarti apapun.
Bumi Pertiwi Indonesia, 5 Mei 2017
Cahaya Kasih Sayang....
Yaaaa didalam dirinya ada jiwa/ruh
yang dipenuhi energi kasih sayang-Nya.
Lihatlah bayi yang baru dilahirkan, dia akan tersenyum tulus walau tidak mempunyai sehelai pakaianpun, telanjang tanpa membawa apapun.
Tetapi dia kuat sebab selalu mendengar kata hatinya, yang disuarakan oleh jiwanya.
Bayi akan merengek protes jika berdekatan dengan orang yang penuh kebencian.
Bayi selalu menangis jika ada pencurian disekitarnya, menangisi ketidak jujuran, menangisi ketidak tulusan.....
menangisi keserakahan....
Bayi mampu melihat melalui mata hatinya,
jiwanya menembus ruang dan waktu,
bersama tuntunan-Nya.
Lepas dari usia balita menjadi remaja kemudian dewasa hingga tua, secara bertahap kilau si Berlian mulai meredup tertutupi oleh lumpur-lumpur sehingga memadamkan kilaunya.
Lumpur-lumpur hawa nafsu yang melekat semakin erat seperti karat.
Lumpur yang berasal dari egonya, sangat kotor, dekil dan suram, tiada bisa ditembus oleh Cahaya-Nya.
Lumpur-lumpur iri, dengki, serakah, tamak, amarah, kebencian, adu domba, fitnah, dll yang mengotori jiwanya.
Rasa kasih sayangnya tertutupi oleh segala kotoran itu sehingga terhijablah manusia dari-Nya.
"Maka padamlah Rasa-Nya".
.....Ooohh Ya Allah-Sang Maha, Engkau selalu mencintai seluruh manusia/makluk tanpa kecuali....
Engkau tidak akan pernah membedakan berdasar apapun karena Kasih-Mu MAHA...
Semoga suatu saat nanti jika waktunya Kau panggil aku, Berlian ini sudah berkilau kembali agar cahayanya bersatu dengan Cahaya-Mu.
* Ibadah jasmani tanpa dibarengi upaya mencerdaskan ruhani tidak akan berarti apapun.
Bumi Pertiwi Indonesia, 5 Mei 2017
Komentar
Posting Komentar