MEMPRAKTEKKAN HADIAH PUASA


"Mudik berapa hari ?", tanyaku kepada beberapa kawan.
"Empat hari".
"Seminggu.... lumayan puas".
"Hanya dua hari kemudian nerus wisata kekota lain"....itulah aneka jawab mereka.

"Kemarin ada kejadian lucu"
, kata salah satunya.
"Apanya yang lucu ?", yang lain menyahut.
"Saat mudik ketemu teman lama, duuh sekarang tampak norak, sepertinya OKB....", dijawabnya.

"Eeiitttss...stop..stop, kenapa mesti mengomentari orang lain dengan negatif ?", àku memotongnya cepat.
"Yaa memang kenyataannya noraaak", sahutnya.
"Ingat, kita baru saja memulai mempraktekkan hadiah puasa ramadhan, jangan berpikir dan bertindak negatif", kujelaskan.
"Maksudnya ?", tanya salah satunya sembari melirik yang lain.
"Kita puasa sebulan, kita semua tahu puasa untuk berlatih menjinakkan hawa nafsu yang bersumber dari pikiran. Dan kalian berhasil bukan ? Itulah hadiahnya, berhasil ya, berhasil ....naaahh tiba saatnya mempraktekkannya di kehidupan sosial sebelas bulan kedepannya", kataku.
"Jadi ? Kita baru memulai praktek berperang melawan hawa nafsu yang sebenarnya setelah puasa ini ya ?", tanya yang lain.
"Cakeeepp...tuuulll !! Justru setelahnya harus tetap dijalani, jangan biarkan pikiranmu meliar dengan praduga dan penilaian negatif", jawabku kepada mereka.
"Hhmmm....harus ya ??", jawabnya penasaran.

*Terima kasih Ya Allah, semoga kami selalu mampu saling mengingatkan....


Bumi Pertiwi Indonesia, 30jun17

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nge-gym

Diet

Ibarat saklar