Nurani Lewat Bom Kp. Melayu

Malam2 temanku menelpon, sambil sesenggukan bicara kepadaku,
"Ada bom diledakkan lagi, bom bunuh diri di Kampung Melayu, huhhuu....kasihan korbannya, ada yang meninggal huhuuu... coba kalau keluarga kita yang jadi korban
bagaimana rasanya ...Huhuuuuu...bla blaaa..." urainya panjang lebar.
Kujawab pelan ,"Mendengar kau telpon begini aku merasa sangat bahagia, sobat".

"Kenapa malah bahagia ?! Ada korban bom meninggal malah bahagia ??" protesnya.
"Bukan bahagia karena ada korban tetapi bahagia karena punya kawan yang sadar akan nurani. Banyak orang yang mengaku beragama tetapi nuraninya mati !!...kau tidak termasuk didalamnya! karena kau paham Bagaimana Merasakan jika berada dipihak Sebrangnya".

"Mumpung besok masuk Ramadhan, belajarlah melawan diri sendiri, lawanlah segala hawa nafsu dengan cara membersihkan pikiran menjadi selalu positif, tidak hanya menahan lapar dan dahaga saja.
Tidak usah lagi membiarkan diri larut dalam tebar kebencian, adu domba, kesal, dongkol, menang sendiri, menghina orang lain, melecehkan pihak lain, larut dalam kesombongan, dll....sayang ibadah puasanya hanya merasakan lapar dan dahaga tetapi tak berdampak apa-apa.... dan lagi, agar usai ramadhan menjadi  terbiasa berpikir dan bertindak positif. Karena hikmah puasa adalah untuk sarana mempertebal Hati Nurani....".
Dijawabnya lirih ,"Iya yaaa,...aku baru sadar".

Selamat datang Ramadhan....

*Ya Allah, terima kasih kau telah meneduhkan hati temanku karena musibah bom Kp Melayu. Semoga jiwa para korbannya Kau tempatkan disisi-Mu.
Jiwa-jiwa  dalang pelakunya segera Kau beri hidayah agar nurani mereka menebal hingga penuh dengan Kasih-Sayang-Mu. Aamiin.


Bumi Pertiwi Indonesia, 26 Mei 2017

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nge-gym

Diet

Ibarat saklar