RAPAPA

"Heran pada teman kita satu itu, didzolimi sebegitu rupa kenapa tetap saja bilang rapapa", kata salah satu teman.
"Begitulah orang yang sudah pahami dan jalani kedalaman ilmu ikhlasnya....selalu bilang rapapa setiap menghadapi segala sikon, karena ybs paham bahwa semua itu hanyalah bagian dari proses kehidupan saja", komentarku.
"Tetapi menghadapi semua itu kan berat",
kata teman lain.

"Berat bagi orang yang masih mengedepankan aku-nya, tapi tak sulit bagi orang yang sudah selesai dengan dirinya sendiri", kujelaskan.
"Apa sih yang dimaksud sudah selesai dengan dirinya ?", tanya yang lain.
"Ybs sudah kenali dan pahami egonya sendiri sehingga ybs sudah terbebas dari cengkraman egonya, ybs tak akan membiarkan dirinya tergoda egonya, sekecil apapun agar selalu tenang", kujelaskan lagi.
"Kenapa bisa tetap tenang ya?", tanyanya lagi.
"Karena sangat bulat keyakinannya akan Kuasa-Nya, Kasih-Nya sehingga tak gentar dalam menghadapi segala sikon....kuatnya iman tsb lah yang menyebabkan mampu yakini bahwa Allah tak akan diam saja, pasti melindunginya, pasti membelanya", kutambahkan lagi.
"Berarti iman kepada-Nya harus bulat ya ?", tanya yang lain.
"Jika mampu yakin 100% maka akan selalu merasa baik-baik saja walau sedang menghadapi suatu masalah, akan merasa rapapa...justru ybs mengkawatirkan si dzolim", kataku.
"Takut dengan si dzolim maksudnya ?", tanyanya.

"Bukan takut tapi merasa iba dan kasihan, karena dia paham bahwa hukum alam berlaku mutlak  ...dia kasihan pada si dzolim disaat waktunya nanti menuai tanamannya sendiri", jawabku.

*Ya Allah, ampuni hamba-Mu yang lemah ini, semoga semakin banyak manusia didunia ini yang sadar akan dirinya sendiri. Aamiin.

Bumi Pertiwi Indonesia, 20 Sept 2017

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nge-gym

Diet

Ibarat saklar