SEMUT KECIL
"Jaaanngaaann....", teriakku.
"Hhiihhh pithess ajaaa...mati loe...", seorang teman geregetan membunuh semut.
"Kenapa emang ?! biar ajaaa, abisnya menggigitku", katanya sewot.
"Semut itu tak akan menggigit jika kau menganggapnya sebagai sesama makluk Allah yang kau sayangi", kataku.
"Lebayyy loe...", katanya sambil nyengir.
"Heeii... kenapa kebanyakan manusia melihat makluk
lainnya hanya dari sebatas yang tampak dimatanya saja ? Kebiasaan buruk yang selalu dipelihara !! yang tampak lebih kecil selalu saja dianggapnya makluk lemah dan dengan mudahnya akan dikorbankannya, kalau perlu dilenyapkannya, selalu dianggap sepele", kataku.
"Hhmm....makjleb bingiitt. Memang begitulah kenyataannya. Dari skala urusan negara sampai dengan ortu vs anak kandungnya pun terjadi begitu. Dari level para pejabat mengkorup hak rakyatnya, memperalat rakyat awam untuk kepentingan politiknya, membunuh orang banyak dengan teror bom, ada lagi ortu yang bayinya rewel dianggap mengganggu lalu dibunuhnya, orang dengan ringan memberondongkan senapannya pada suatu kerumunan orang...Ufss banyak yang kesurupan", komentar teman lain.
"Itulah jika pelajari agama tak sampai menyentuh ranah spiritualnya. Hanya berhenti pada kulitnya saja... sehingga hati nuraninya tak terbuka. Sangat mudah menurutkan ajakan hawa nafsunya", kujelaskan.
*Ampunilah mereka ya Allah, mohon rengkuhlah mereka agar segera bertobat dan paham akan dirinya.
Note : Banyak orang yang salah mempersepsikan kata spiritual sama dengan paranormal ataupun dukun, lalu menjadi antipati. Padahal artinya adalah tentang spirit Keillahian, ilmu tentang Allah dan akan lebih mudah dipahami bagi orang yang hatinya sudah terbuka, yang egonya sudah jinak.
Bumi Pertiwi Indonesia, 4 Okt 2017
Komentar
Posting Komentar