Jadinya Mengkhultuskan
Seru juga mendengar sekumpulan anak-anak kecil berseloroh dan saling bercerita,....
"Bu Siti paling pandai seduniaaaa", kata salah satunya. Bu Siti adalah guru disekolahnya.
"Enggaaakkk, Pak Ali yang lebih pandaiiiii ...dia pernah pergi keluar negri",
kata yang berambut keriting.
"Tapi bu Siti dan Pak Ali nggak bisa menari balet seperti bu Lasmi, pinteran bu Lasmi laahhh...yeekk yeeekk", anak berbaju kuning tak mau kalah.
Aku jadi senyum-senyum sendiri mendengar kelucuan mereka...yaaa yaaa anak-anak yang belum menguasai bidang ilmu-ilmunya sehingga menjadikan kagumi sesuatu yang diluar nalarnya.
Seperti kita dulu, disaat SD mengagumi kakak di SMP begitu juga saat sudah di SMP.
Di SMA mengelukan bisa duduk dibangku kuliah berpikir pasti berasa gagah dan hebat, begitu sudah disana bahkan sudah lulus kuliah terasa biasa saja.
Yang bahaya jika diri dibiarkan tidak ditambah ilmu dan wawasannya sehingga yang awalnya hanya mengagumi kemudian bisa jadi mengkhultuskannya.
Jika sudah mengkhultuskan maka yang ada tak mampu melihat kekurangannya ... seolah tampak begitu sempurnanya, padahal manusia sewajarnya hanya mengkhultuskan Sang Maha Kuasa.
Apa jadinya jika yang dikhultuskan seorang manusia ??
*Ya Allah Sang Maha....terima kasih, hamba-Mu yang bodoh ini sudah paham untuk tidak mengkhultuskan seorang manusia, biarpun menyoal urusan agama....
Bimbinglah hamba-Mu ini agar selalu mampu melihat soal apapun menjadi terang.
Bumi Pertiwi Indonesia, 2Jun 2017
Komentar
Posting Komentar