TENANG LALU BAHAGIA
"Sepanjang usia hidupnya, setiap manusia pasti ingin menggapai kebahagian.
Dan masing-masing punya kriteria tentang kebahagiannya...diusia balita, merasa bahagia jika diberikan mainan.
Di usia remaja, merasa bahagia jika bisa berbaur dan diterima oleh kelompoknya.
Usia dewasa merasa bahagia disaat
bisa mempunyai pasangan.
Menjadi orangtua akan bahagia jika mampu mempunyai anak.
Usia selanjutnya akan merasa bahagia jika melihat anak-anaknya berprestasi, sukses dan mandiri. Apa sih bahagia itu ?", tanya temanku tiba-tiba.
"Kenapa bertanya seperti itu ? Masa kecil kurang bahagia yaaaa..hahahaa", teman yang lain usil.
"Heran saja, kenapa banyak orang berlimpah harta nyatanya ada yang stress bahkan sampai sakit dan tumbang karena stressnya tersebut", katanya lagi.
"Kebahagiaan tidak bisa diukur dengan banyaknya harta atau kekayaan, status, jabatan, klas sosial... karena semua itu sifatnya hanyalah sementara", jawabku.
"Lalu ?", tanya yang lain.
"Kebahagiaan selalu berhubungan dengan ketenangan hati, artinya tergantung kemampuan dirinya dalam mengelola emosinya, adapun emosi berasal dari pikirannya sendiri. Maka dari itu harus mampu realistis", lanjutku.
"Maksudnya ?", kata yang lain.
"Selama diusia kehidupannya, setiap manusia pasti mengalami berbagai ragam masalah yang tentu menguras emosi. Tetapi jika mampu realistis tentu tidak akan dikuasai kecemasan dan ketakutan" sambungku.
"Kebahagiaan yang sesungguhnya terletak pada ketenangan hati seseorang sebab ybs sudah sangat yakin bahwa Allah selalu mengatur segala hal dengan sangat baik dan selalu tepat waktu", begitu kujelaskan kepadanya.
*Terima kasih Ya Allah atas semuanya yang membuatku belajar banyak hal sehingga aku sangat yakin kepada-Mu.
Bumi Pertiwi Indonesia, 9 Agt 2017
Komentar
Posting Komentar