ATM Rusak
Sepulang
dari pasar Jatinegara, turun dari mobil angkutan umum “terbersit dari hati” uang
didompet tinggal sisa sedikit, cepat tarik dari atm.
Ya
yaa uang didompet terkuras buat belanja alat memasak. Sebaiknya kuambil di atm rumah
sakit seberang perempatan ini saja, tetapi bagaimana dengan semua barang bawaan
yang bergelayutan di tangan ? berat dan sangat merepotkan jika harus
menyeberang di perempatan yang sangat ramai itu.
Sebuah
oven, beberapa Loyang, mixer, alat cetak kue, baskom…hhmm mesti cari ide.
Oya,
dipojok perempatan ada pangkalan ojek dan becak, semoga ada abang becak
langganan sedang mangkal disitu. Kujalan berbelok kiri mencari becak kumaksud,
Alhamdulillah…. ada pak Warno sedang tiduran didalam becaknya, “Assalamualaikum,
Pak antarkan pulang ya”. Dia terbangun dan bergegas turun dari becaknya,”Mangga
bu” sambil menyorongkan becaknya.
Kuletakkan
semua barang bawaan, “Pak saya mau ke atm disebrang bentar”.
“Njih
mangga bu, saya tunggu…belanjaannya ditinggal dibecak saja, saya yang jaga”, kata
pak Warno.
Ya
lebih baik begitu, tetapi muncul keraguan, “Ahh sedang puasa begini mana lelah,
haus, panas harus nyebrang di perempatan besar yang padat dan sangat ramai,
mending ambil uang dari atm di dalam komplek saja”. Baru teringat didalam
komplek juga ada atm.
“Pak,
ambil di atm dalam saja, ribet nyebrangnya”, ragu kukatakan kepada pak Warno,
segera kunaiki becaknya.
“Nggak
ambil di rumah sakit saja bu ?”, tanya dia.
“Sudah
kecapekan pak, mana mesti nyebrang lagi, sudah yang didalam saja”, jawabku
mantab.
Becakpun
dikayuhnya menuju atm.
“Saya
tunggunya”, sambil menunjukkan jempolnya kearah barang belanjaan begitu tiba di
atm.
Aku
segera turun dari becak dan masuk ke bilik atm…yaacchh mesin sedang out of
order. Oya dibilik sebelah ada atm bank lain dan aku punya kartunya, kumasuki
bilik sebelah…ku klik-klik.
Jawab
mesinnya sementara uang tak dapat ditarik….stock uang didalam mesin habis. Ufs
ternyata aku harus ke atm rumah sakit nih.
Sembari
menaiki becak, aku mengeluh ke pak Warno, “Satu atm rusak, yang satu tidak ada
stock uangnya pak, gagal semua”.
“Saya
antar kedepan lagi bu ?”, tanya dia (maksudnya ke atm dirumah sakit).
Kuragu
dan pak Warno masih sabar menunggu perintahku…
“Duuhh
jadi mahal diongkos becak nih kalau wira wiri, masak hanya gara-gara atm, harus
bayar becak 30ribu, ahh lebih baik besok pagi kesini lagi, kali atm nya sudah
dibetulkan”, kataku dalam hati.
“Langsung
pulang saja pak, wira wiri lama dijalan capek, besok saja”, kataku kepada pak
Warno.
Dan
becakpun dikayuh menuju rumah.
Beberapa
meter menjelang rumah kubuka dompet,
lhaaadalah…. tinggal tersisa 20ribu alias habis cliiing untuk ongkos becak. Ya
sudahlah, besok toh bisa ke atm.
Esok
harinya bergegas ke atm mengingat sebentar lagi harus belanja sayur yang lewat
depan rumah.
Kukeluarkan
motor, distarter…nggeeekk nggeekk,waduh kenapa nih motor ? diulang tetap saja
tak bisa. Tetangga depan yang melihatku kesulitan menstarter motor mendatangiku
untuk membantu, tetap tak bisa. Diperiksanya pada beberapa bagian, dia bilang
aki motornya soak, berhubung matic maka tak bisa diselah pake kaki.
Yaacch
alias kudu berjalan kaki menuju atm, ya sudah jalani saja dengan gembira, anggap
saja olah raga toh masih pagi ini…
Sesampai
di atm, hhaahh ? kedua atm masih seperti apa adanya kemarin, eeaalllaa….kutanyakan
ketukang parkir dan dijawab, “Tukang serpisnya biasa siangan buuu”.
Hahaha…aku
baru ingat, ini masih jam 8, artinya kerusakan kemarin sore pastinya baru
kedeteksi jam kerja pagi ini, dan setelahnya baru diperintahkan kirim petugas ke lokasi.
Akhir
kata, aku terpaksa berjalan kaki jauuuhhh…. ke atm di rumah sakit.
Uhh
rasain sendiri.
Al
hikmahnya :
-Bisikan
suara hati jangan disepelekan.
-Jangan
selalu mengutamakan pikiran, sebab justru pikiran tsb sumbernya ego/hawa nafsu.
(tak mau repot nyebrang perempatan karena
sudah lelah dan sedang puasa, tak mau ongkos becak menjadi lebih mahal
gara-gara bolak-balik ke atm).
-Fokus
pada lelah menjadikan tak tenang sehingga suara hati menjadi tak didengarkan.
-Pada
akhirnya kerepotan sendiri, jalan kaki jauh, lelah apalagi sedang puasa.
-Mentertawakan
kebodohan sendiri, tak mampu menangkap bisikan-Nya.
Indonesia,
ramadhan05
Komentar
Posting Komentar