Calon Kekasih
“Aku sangat mengagumi orang-orang yang mampu
memancarkan welas asih dari dalam dirinya. Bagiku mereka keren. Bisa nggak ya
aku menjadi kekasih-Nya ?”, temanku bergumam.
“Kau
pernah pacaran ?”, tanyaku.
“Pacaran
? ya iyalah, tapi bukan selingkuh ya?”, jawabnya kaget.
“Siapa
yang nyuruh kau selingkuh ? aku hanya bertanya pacaran”, jawabku tenang.
“Tadi
kau bilang ??!!”, tanyanya.
“Dengarkan
nih !! Dulu saat kau tertarik pada suamimu pasti kau rajin berbenah mematut
diri agar dia
menerimamu, betul nggak ?”, tanyaku.
“Iyaallaah...itu
umum dilakukan semua orang”, jawabnya heran.
“Naah
maksudku, kau benahi diri agar patut terpilih menjadi kekasih-Nya….tapi bukan
berbenah pada yang tampak disebatas mata saja, ibadah fisik semata tanpa membenahi ruhani yang
berada didalam hati !! Karena yang dinilai oleh-Nya adalah ruhnya si manusia, dengan
begitu
Allah-Sang Pujaan- akan selalu menjaga, menuntun, melindungi, membela,
memanjakan hingga kita selalu merasa tenang dan bahagia. Tidak mungkin Dia
membiarkan kekasih-Nya sengsara lahir maupun bathinnya.
“Ya
ya kita yang seharusnya mematut diri agar dilirik oleh-Nya”, komentarnya.
“Betul,
setelahnya yang tersulit justru -apakah Allah percaya pada diri kita- ?“,
jawabku.
“Waahh…betul
betul, mematutkan diri agar menjadi kekasih-Nya dan dipercaya oleh-Nya. Siapa
yang tak mau ? Semua orang harusnya mau”, jawabnya.
“Pasti
semua ingin tetapi tak semua orang mau berjuang….sebab banyak juga yang lebih
memilih mengikuti ajakan hawa nafsunya/egonya”, terangku.
“Allah
tak akan membela dan memanjakan orang yang bertentangan dengan sifat-Nya yang
Maha Pengasih dan Penyayang”, kujelaskan lagi.
*Ya
Allah, semoga hamba-Mu yang lemah dan bodoh ini semakin paham cara berbenah
diri, agar hamba-Mu ini termasuk kedalam orang-orang yang Kau percaya.
Sujudku
hanya untuk-Mu....Sang Maha Cinta.
Bumi Pertiwi Indonesia, 12112
Komentar
Posting Komentar