Baper

“Duuhhh dduuuhhh…gitu aja baper”, komentar teman.
“Ya sudah, untuk mengaca saja, tak perlu ditiru. Baper (bawa perasaan) itu karena menempatkan dirinya terlalu tinggi…karena dirinya didominasi oleh ego-nya”, jawabku.
“Nggak banget !! dikit dikit dipermasalahkan”, katanya lagi.
“Orang yang baper itu sangat mudah tersentil. Mendengar suatu omongan atau jawaban yang senyatanya tak ditujukan kepadanya bisa saja menyebabkan dirinya merasa tersindir lalu menjadi kesal /nyolot /dongkol /berang/tersinggung”, kujelaskan.

“Kenapa bisa seperti itu ya ?”, tanya yang lain.
“Karena orang yang egonya tinggi tidak akan suka jika rasa ke-aku-annya tersentil, contohnya dia tak suka kesalahannya ditegur  sebab dirinya harus terlihat menjadi yang “ter”hebat”, kataku.

“Orang yang baper tentu merugikan dirinya sendiri sebab tak akan mampu menerima kritik dari orang lain, yang mengkritiknya akan dianggap  menyerangnya. Bahkan lalu berniat membalasnya. Dia tak mudah menghilangkan kekesalan didalam hatinya”, kujelaskan lagi.
“Waahh parah ya”, sahutnya.

“Sedangkan bagi yang tak mampu menerima kritik artinya dia tak akan tahu kesalahan yang telah diperbuatnya, padahal untuk membangun pribadi yang baik, nomor satu harus tahu kesalahan dirinya sendiri agar mampu memperbaikinya.
Orang yang baper biasanya tidak open-mind dan lalu menjadi fanatik akan suatu hal. Merasa yang diketahuinya sudah yang paling benar. Tak ingin menimba ilmu dari banyak penjuru sebab sebenarnya ybs tak siap akan suatu perubahan. Walau bisa jadi teori yang dia tahu belum dibuktikannya sendiri, bahkan hanya kata orang lain atau kata buku.
Dan orang yang baper hidupnya pasti merasa tak tenang”, kutambahkan lagi.

*Ya Allah, sekarang ini semakin banyak orang yang mudah baper lalu nyolot, marah dan mengamuk. Padahal sejatinya manusia yang hatinya sudah terbuka pasti mampu menghadapi segala hal dengan legowo dan ikhlas.
Ampunilah hamba-Mu yang bodoh ini Ya Allah.


Indonesia, 170118

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nge-gym

Diet

Ibarat saklar