Kehendak
Manusia
dizaman sekarang ini dipenuhi dengan kehendak, apalagi iming-iming gemebyarnya
dunia yang selalu tersaji bersliweran. Semua berebut ingin menikmatinya.
Segala
bentuk media menyediakan sarana untuk mempertunjukkan kehidupan bak surga.
Gaya
hidup hedonis, bergaya sosialita, yang seolah itulah kehidupan nyata yang harus
ditiru semua orang.
Dianggapnya
itulah hidup bahagia yang senyatanya.
Para
penikmatnya tak pahami apa dibalik layar sesungguhnya.
Segala
foto dan video yang mempertunjukkan kemewahan hingga para pemirsanya terlena
ingin menirunya dan akhirnya memutuskan menempuh cara-cara instant.
Mewah
– Gaya - Terkenal = Bahagia …itulah pertunjukan definisi bahagia.
Lalu
jalan pintas ditempuhnya :
Korupsi,
manipulasi, mencuri, menipu, merampas, memeras, jual diri, jual suami, jual
istri, jual anak, jual jabatan, jual gelar, jual obat kimia, jual massa, bahkan jual agama.
Semua
dianggap halal demi gengsi…agar tampak gaya demi sebuah kemewahan.
Seakan
para manusia tak ingin mati saking
lekatnya pada gemebyarnya dunia.
Seolah
semua ingin dikuasainya untuk sangu mati.
Ya…
kehendakan didalam pikiran manusia tak pernah henti jika tak sengaja dilatih
untuk berhenti. Padahal kehendakan itulah yang menyebabkan manusia tak mampu tenang.
Coba
buktikan :
Duduk
– Luruhkan seluruh pikiran – Tenang – Diam.
Maka
kau baru akan paham sebenarnya betapa riuhnya pikiranmu dipenuhi segala kehendak.
Sebab meluruhkan pikiran tak semudah diteorikan.
Padahal
kehendak itulah yang menyebabkan jeda antara kau dan Sang Kuasa.
Lalu
seperti apa khusyuk-mu ?
Indonesia,
070218
Komentar
Posting Komentar