Pencitraan
Mengikuti
berita akhir-akhir ini sepertinya banyak yang merasa terkecoh oleh pencitraan seseorang
yang menjadi tokoh idolanya.
Banyak
yang tidak menyangka bahwa orang/sosok tersebut bisa melakukan atau tertimpa
suatu kejadian yang tak mengenakkan, semua itu dikarenakan terlanjur termakan
pencitraan hingga melupakan bahwa mereka juga manusia biasa yang selalu berproses.
Terlanjur
menganggap mereka adalah idola sehingga semua yang dilakukannya dianggap selalu
benar dan ideal. Lupa bahwa mereka manusia biasa yang tak luput dari suatu kesalahan.
Padahal
ada pekerjaan tertentu yang memang sengaja dibentuk dengan suatu pencitraan. Salah
satu contohnya pekerjaan artis.
Ada
peran yang harus dimainkannya dan begitu selesai bekerja semestinya semua tahu
bahwa si artis akan kembali menjadi dirinya sendiri-bukan lagi tokoh yang
diperankannya.
Belum
tentu tetap ideal dan menjadi idamannya.
Begitu
juga yang dilupakan oleh si artis, selesai bekerja semestinya semua menjadi kelar. Itu
hanyalah bagian dari tugas dipekerjaannya.
Sama
halnya seperti orang bekerja dikantoran. Posisi dikantornya manager, sesampai
dirumahnya seharusnya kembali menjadi seorang suami/istri/ayah/ibu/anak. Titik.
Sayangnya
tuntutan sebagai tokoh idola terlanjur disematkan sehingga kedua pihak justru memanggul
bebannya.
Hikmahnya,
cepatlah bangun dari tidurmu…
Jadilah
diri sendiri.
Dan
tak ada manusia yang sempurna didunia ini karena kesempurnaan hanyalah milik
Sang Maha Esa.
Maka idolakan DIA !!
Jangan
malah mengkhultuskan manusia termasuk juga tokoh agama.
Ayo
banguuunn…
Indonesia,
200218
Komentar
Posting Komentar