Pemaaf
Banyaknya
urusan sehari-hari dan interaksi dengan
berbagai orang bisa menimbulkan suatu perbedaan pendapat bahkan konflik, tentu
rawan menimbulkan amarah jika tak pandai dalam mengolah diri.
Harus
melatih diri agar selalu tersedia kamus memaafkan didalam hati.
Orang
mampu memaafkan jika sudah punya hati yang tulus sebab tanpa ketulusan hanya
berada disebatas lisan alias munafik (duuuh malunya jika masuk kedalam golongan
ini).
Mulutnya
bilang memaafkan tetapi hatinya masih menyimpan dendam. Masih selalu mengungkit-ungkit
kejadian yang menyakitkannya. Panas hatinya masih belum padam.
Memaafkan
pun mempunyai tingkatannya :
1.Memaafkan
tetapi menunggu orangnya minta maaf.
2.Memaafkan
dengan memaksa-maksa orangnya untuk meminta maaf.
3.Memaafkan
sejak sebelum si pelakunya menyadari kesalahannya. Tingkatan ke3 ini hanya
mampu dilakukan oleh orang yang sudah mempunyai hati legawa, sebab ditingkat
inilah hatinya telah kosong dari sifat egoismenya. Telah mampu membuang
keinginan dan hasrat membalas dan mengalahkan si pelaku. Rasa “aku-nya” telah memudar dan berganti
dengan rasa pengasih dan penyayang. Bahkan mampu mendoakan untuk kebaikan orang
tersebut dengan sepenuh rasa kasih-sayangnya sebagai sesama manusia.
Mari
renungilah diri sendiri, sudah termasuk di nomor berapakah ?
Di
nomor 1, 2 atau 3 ? Hanya
diri sendiri dan Allah yang tahu…
tetapi jangan sampai lupa bahwa Allah Maha Mengetahui Segala Hal.
*Belajar
memperbaiki diri itu menyakitkan, tetapi hasilnya pasti luar biasa.
Cobalah buktikan....
Indonesia,
100418
Komentar
Posting Komentar