Derajat Manusia


Manusia dimodali akal oleh Sang Pencipta agar menjadi makluk yang lebih mulia dibanding makluk lainnya didunia ini.
Dengan akalnya tersebut manusia mempunyai kehendak bebas, ingin memilih seperti apapun, menjadi apapun, mengikuti siapapun…
Memilih mengikuti kehendak Sang Maha dengan mengutamakan bertindak penuh ketulusan dan kasih sayang.
ATAU …
memilih mengikuti ajakan iblis yang selalu mengajak kepada hal-hal negatif dan buruk, yang menyakiti dan menjahati ke sesama makluk-Nya …
bahkan sampai tega melakukan pengkianatan dan pembunuhan yang keji.

Banyak yang masih menggunakan akalnya untuk mengakali orang lain atau membuat akal-akalan untuk memperalat orang lain yaitu menyesatkan kepada perbuatan jahat, mengkipas-kipas dan menghembus-hembuskankan  rasa kebencian.

Manusia bebas memilih !
Setiap pilihannya tentu ada sankinya…siapa menanam pasti mengunduhnya.
Itu hukum alam yang tak bisa dihindari oleh siapapun.
Tunggulah ! Pasti Sang waktu akan membuktikannya.
Jika tidak ke diri sendiri, bisa jatuh ke anak-cucu atau apapun yang menjadi kebanggaannya hingga rasa sakit yang dirasakannya jauh melebihi apa yang pernah dilakukannya, agar dirinya mampu berkaca dan bertobat.
Hukum keadilan tak pernah berhenti.

Hati-hatilah!
Banyak orang tak menyadari pada dirinya…
Dari sekedar pembiaran rasa dongkol bisa berembet jadi dendam kesumat.
Bermula dari rasa kecewa bisa berbuah keserakahan dan kesombongan.
Dari memelihara kebencian mampu menjadi pengkianat.
Lalu mengajak orang lain berbuat serupa untuk membantu memuaskan ajakan setannya.
Lalu ter-ikut menjadi manusia pendengki.
 …Ufs sangat tak enak didengar..."manusia pendengki".

Atau memilih ikuti kehendak Sang Pengasih ?
Hati yang dipenuhi kelembutan, rasa penyayang, tulus-ikhlas, tentram-damai, pemaaf …segalanya akan terlalui dengan ringan nyaman.

Hanya diri sendiri yang mampu mengangkat derajat dirinya menjadi manusia yang bermartabat dihadapan-Nya.
Orang lain hanyalah memperingatkan, memberi masukan, menasehati ataupun mengkritik…keputusan penuh ditangan dirinya.
Berusahalah memantaskan diri dihadapan Sang Illahi.
Memantaskan diri menjadi manusia kesayangan Illahi.

Hanya manusia yang tak lagi melekat pada hawa nafsunya yang mampu menyetir dirinya ke derajat yang lebih tinggi…
Yang mampu menepis ajakan ego-nya…hingga ajakan setan penggoda.
Mampu mengalahkan kehendakannya…karep yang mengajaknya pada perbuatan daya-daya rendah…pada kemunafikan.

Jangan sampai hanya mengikuti kehendak setan dan sebangsanya.
Karena setan akan bersorak-sorai penuh kemenangan.
Na’udzubillahimindzalik.

*Ya Allah, lindungilah kami seluruh rakyat Indonesia dari ajakan setan-setan penggoda.
Semoga dengan menjalani puasa Ramadhan kali ini semua mampu meraih kesadaran dirinya, Aamiin.

Indonesia, 170518


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nge-gym

Diet

Ibarat saklar