Puasa
“Mana
nih, lama bangeeet hidangannya…dah mau jam buka belum juga siap”, celetuk
salah satu teman.
“Sudah
tak tahan laparnya yaaa ?“, tanyaku.
“Bukan
begitu….tapi harusnya service memuaskan”, jawabnya rada sewot.
“Berpuasa
itu kan sarana untuk mengekang hawa nafsu, baik hawa nafsu di tingkat jasmani
maupun ruhani….lha kenapa kau malah sewot ya ? hayooo”, kugoda temanku itu.
“Bukan
sewooottt tapi ini masalah customer service bro !!”, jawabnya tambah sewot.
“Ini
juga masih beberapa menit…belum tteeennggg buka, sabarlaaahh”, saranku masih sedikit
menggodanya.
Tak
lama kemudian waitress datang membawa hidangan pesanan.
Puasa
tak hanya sekedar menahan lapar dan dahaga, yang lebih penting lagi adalah
bagaimana seseorang menahan diri untuk tidak menurutkan ajakan ego dan hawa
nafsunya sehingga dirinya tidak mudah nyolot, tak mudah sewot, tak mudah marah,
tak mudah berburuk-sangka, tak mencaci orang, tidak menebar kebencian dan
lain-lain kawannya yang negatif itu.
Justru
yang lebih berat adalah menahan-diri dari ajakan kehendakannya, ajakan dari
hasratnya yang menggebu untuk melakukan hal-hal yang merugikan orang lain. Jika
hanya sebatas menahan lapar dan haus itu sangatlah ringan, sebab pada dasarnya
seorang manusia masih bisa bertahan hidup tanpa makan selama 3-5 hari dan tidak
minum dalam kurun 3 hari.
Akan
berasa berat harus menahan amarahnya disaat
dirinya merasa tersinggung…
”balas
nggak ya ?! balas ?! …enggak !! Balas ? enggak !.... uhh balas aja !!!
keenakan
dia dong menghina gwe tanpa merasakan sakit yang sama !!”…BÃĄM
% 3# µ@*$ ….
Ufss, Kalah oleh ajakan si
hawa nafsu…
“Jangan
nyindir gwe !!” ….komentar temanku itu kepadaku, tetapi kali ini dengan senyum
sumringahnya.
SELAMAT
BERBUKA PUASA kepada kawan yang menjalaninya.
*Semoga
kita semua menjadi manusia-manusia yang mampu menahan-diri. Aamiin.
Indonesia,
310518
Komentar
Posting Komentar