Surat Perjanjian
Dalam
kehidupan yang semakin maju ini semua hal sangat mudah digapai, terutama yang
bersifat material. Seseorang
yang belum mempunyai cukup uang sangat mudah untuk memiliki barang impian, motor,
mobil, rumah ataupun barang lain yang bernilai besar. Cukup bertanda-tangan di lembar
surat perjanjian kredit maka barang impian sudah beralih tangan.
Didalam
surat tersebut tercantum pasal-pasal kewajiban dan hal-hal yang tak boleh dilanggar, si nasabah akan berusaha sekuat upaya untuk tertib memenuhi seluruh kewajiban tepat pada waktunya sebab takut barang yang dicicilnya akan disita atau bahkan
takut didatangi debt-collector.
Hhmm…
diperlukan
perenungan yang dalam hubungan antara manusia dengan Allah Sang Maha, betapa selama ini Allah sangat sangat sangat sayang kepada setiap manusia. Diberinya
segala fasilitas hidup tanpa harus bertanda-tangan dalam lembar perjanjian.
Jika seperti itu …pasti bumi ini akan senyap tanpa manusia, hanya
tersisa pohon dan para binatang.
Jika
kau dengki pada manusia lain maka AKU sita ususmu…
Jika
kau iri pada manusia lain maka AKU sita jantungmu…
Jika
kau mengadu domba antar manusia maka akan AKU sita paru-parumu…
Jika
kau rusak hutan maka akan AKU sita lambungmu…
Mestinya
lebih mengerikan dari ancaman si debtcoll,
tetapi kenapa manusia masih tidak menyadari untuk taat mengolah
kebersihan hatinya dari hal-hal yang membuat-Nya kecewa tanpa perjanjian yang
mengerikan itu ?
Tak
lebih pentingkah taat kepada Allah Sang Maha daripada kepatuhan kepada pihak
leasing ?
Olah
nurani memang tak mudah dilakukan jika manusianya masih rela dibalut oleh hawa
nafsunya, setipis apapun itu.
Maka
segala hasutan kebencian dan adu domba akan dilahapnya, padahal hanya diperalat
untuk kepentingan suatu golongan.
Dengan
mengolah nurani maka Allah akan memberi kecerdasan dengan mempertunjukkan mana
yang seharusnya dilakukan dan mana yang mesti dihindari.
*Semoga
kita termasuk kedalam golongan manusia
yang pengasih dan penyayang kepada sesama makluk-Nya bukan berdasar SARA.
*Membenci
manusia lain sama juga membenci Penciptanya.
Indonesia,
260618
Komentar
Posting Komentar