Tahapan


Setiap manusia pasti berproses didalam kehidupannya dan pencapaiannya akan seiring dengan upayanya masing-masing.
Begitu juga prosesnya dalam menjalani agama sampai dengan pencapaian spiritualnya.

Pada tahapan awal atau tahapan dasar :
Seseorang pergi beribadah atau melakukan ibadah hanyalah sekedar untuk membuang waktu saja, atau suatu paksaan untuk memenuhi pola kebiasaan pada agama yang dianutnya. Sekedar melunaskan kewajibannya. Melibatkan sebatas fisiknya saja. Sering muncul euforia untuk mempertunjukkan bahwa dirinya adalah orang yang beragama.

Tahapan berikutnya mulai muncul ketertarikan untuk mempelajari pengetahuan yang umum akan agamanya tersebut. Dirinya mulai tertarik untuk melakukan ritual ibadahnya dengan lebih baik tetapi masih belum melibatkan emosi nuraninya. Masih berbuat agar tampak baik dimata orang lainnya, belum karena kebutuhan hatinya.

Tahapan selanjutnya semakin tertarik mengetahui lebih dalam akan ajarannya dan menerapkan ilmunya dalam laku kesehariannya. Mulai ingin tahu tentang siapa Sang Pencipta, bagaimana hubungan antara Sang Maha Kuasa dengan dirinya dan sebaliknya. Menjadi berminat untuk mempelajari tentang alam semesta. Lebih banyak waktu yang diluangkannya untuk pencarian-Nya. Mulai melibatkan hati nuraninya.

Tahapan berikutnya adalah sudah menemukan kesadaran sehingga pengetahuannya semakin maju bahkan melampaui agamanya menuju spiritual murni. Fokus utamanya adalah bertumbuh secara spiritual, mulai melepaskan diri dari kemelekatan-kemelekatan duniawinya, lebih banyak menghabiskan waktunya untuk mendekatkan diri kepada Tuhan Sang Pencipta. Tak lagi kawatir dengan apa kata orang tentang dirinya, dia lebih mementingkan apa kata Tuhan Yang Maha Kuasa kepada dirinya. Hatinya tertaut kepada Sang Maha Kasih. Tujuan utamanya untuk memurnikan hati nuraninya. Mulai bertumbuhnya rasa pengasih dan penyayang didalam hatinya.

Seseorang yang bertumbuh spiritualnya biasanya orang tersebut akan berkurang dalam bertindak secara emosional, lebih menyukai segala hal yang menenangkan hatinya, yang memunculkan kesejukan dan kedamaian. Dirinya bertindak lebih mengandalkan hati nuraninya. Emosinya menjadi sangat stabil, tak lagi mudah goyah dan terombang-ambing diantara kebahagiaan dan kesedihan akibat berbagai peristiwa yang terjadi padanya atau disekitarnya. Hatinya semakin peka menerima bimbingan-Nya.

Semoga bermanfaat dan mampu menjadikan evaluasi diri untuk lebih meningkatkan laku menuju Sang Illahi.

Indonesia, 23okt2018

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nge-gym

Diet

Ibarat saklar