Pelajaran dibalik Hikmah/Tabir
Kita
seluruh rakyat Indonesia bahkan mungkin dunia sebenarnya sedang diberi banyak
pelajaran lewat tatanan alam semesta.
Ada
yang kemudian sudah mampu memahami tetapi masih juga banyak yang tidak mampu pahami-karena
hidupnya masih terkungkung pada nafsu-nafsunya sehingga tidak mampu melihat
dengan terang.
Dari
berbagai realitas yang terjadi disekitar kita, sesungguhnya dinegri ini sedang
berlangsung segala pelajaran dibalik makna/tabir agar manusia menjadi semakin
cerdas.
*Ternyata
yang disebut seorang ksatria itu tidak harus berperawakan gagah perkasa, berpenampilan heroik, galak,
terlihat pemberani. Tak seperti yang digambarkan disinetron ataupun film. Hanya
illusi. Tetapi lebih ke mental dan spiritualnya
*Ternyata
ahli agama itu tak selalu identik dengan berpenampilan jubah, terlihat relijius
bahkan berpendidikan formal agamis. Sebab akan tercermin dari aklaqnya.
*Ternyata
tak semua yang pandai ber-retorika agama sudah pasti aklaknya juga sebaik apa
yang diucapkannya. Lisan tidak serta merta mewakili aklak perbuatannya. Mulutmu
harimaumu juga masih berlaku.
*Ternyata
yang terlihat agamis belum tentu mampu menaklukkan nafsunya sendiri.
*Ternyata
setiap agama pasti akan terditorsi karena kepentingan-kepentingan penerusnya.
Lihat dan kulik sejarah-sejarah agama diseantero dunia.
*Ternyata
untuk pelajari agama harus dijalani dengan sepenuh nurani agar tak kemudian
agama dijadikan sebagai sesembahan. Agama adalah jalan menuju mengenal Sang
Kuasa. Sang Pengasih.
*Ternyata
setiap apa yang manusia lakukan pasti akan berdampak kepada dirinya sendiri,
hukum sebab-akibat/siapa menanam pasti menuai dan itu tak bisa dihindari. Yang
berbuat jahat/licik pasti akan ngunduh, yang berbuat baik juga pasti ngunduh
kebaikan.
*Ternyata
tak semua manusia sudah mampu membedakan kebaikan vs keburukan.
Masih
hanya berfokus pada demi kepentingan dirinya saja.
*Ternyata
Allah tak terima jika umat-Nya yang tulus ikhlas didzolimi sehingga akan
dibukakan segala kelicikan pelakunya.
*Ternyata
kebaikan selalu mengelompok dengan kebaikan dan keburukan/kejahatan/kelicikan
akan juga mengelompok pada yang sesamanya.
Vibrasi
alam tak bisa dikelabuhi.
*Ternyata
manusia lebih percaya kepada apa yang tampak disebatas pandangan mata indranya
saja, sebab nuraninya tak dibukanya.
*Ternyata
ketulusan itu tak bisa dipalsukan. Bagi yang berpura-pura tulus ikhlas tetapi
masih mempunyai kepentingan/masih bersyarat, pasti akan terkuak juga.
Membohongi manusia lain memang bisa tetapi tak akan mampu membohongi hatinya
sendiri.
*Ternyata
tindakan yang berlandaskan kasih sayang, apapun itu, akan lebih unggul daripada
cara-cara yang pokil/culas.
*Ternyata
keburukan pasti akan diterpurukkan walau diawal tampak sebagai sorak
kemenangan. Sebab bumi ini sumbernya kasih sayang. Bumi dan dunia adalah energi
kehidupan. Makluk hidup yang tak mampu bersinergi dengan rasa kasih sayang sama
dengan melawan-Nya.
*Ternyata
Allah Sang Maha Kuasa selalu membela yang didzolimi walau waktunya tidak selalu
instan. Sebab Allah Maha Tahu kapan waktu yang tertepat.
*Ternyata
tak semua manusia mau dan mampu memelihara hati nuraninya.
Dan
masih sangat banyak tabir-tabir kehidupan dari pelajaran yang terhampar
disemesta ini.
*Betapa
Kuasa-Nya Sang Pencipta dengan segala Cara-Nya.
Indonesia,
17des2018.
Komentar
Posting Komentar