Mabuk


Seseorang yang mabuk sudah pasti tak mampu berpikir jernih apalagi bertindak untuk kebaikan. Langkahnya tak mungkin bisa lurus, selalu grusa-grusu menabrak kesana-kemari. Tak mampu mengendalikan dirinya sendiri apalagi harus mengendalikan orang lain.

Mabuk minuman, mabuk asmara, mabuk jabatan, mabuk kekayaan, mabuk ketenaran, mabuk agama….judulnya tetaplah mabuk.

Intisarinya sama yaitu tak mampu berpikir jernih sehingga tidak realistis sebab pikirannya hanya dipenuhi angan-angannya saja.
Angan-angannya menggebu melambung sampai langit ke tujuh.

Seorang yang mabuk tentu sangatlah rugi sebab begitu terbangun maka rasa kecewanya akan menjadi-jadi melihat realitas yang harus dihadapi.

Seorang yang mabuk agama akan menyembah-nyembah agamanya, seolah agamanya itulah Tuhannya.
Karena tak paham bahwa agama adalah suatu jalan ataupun cara untuk meraih rasa cinta-Nya agar bisa bertumbuh dihati-nya.
Yang terjadi justru memunculkan ego-agama…menganggap agamaku yang terbaik, agamaku no 1, agamaku yang utama. Yang lain pastilah buruk, padahal belum memahami agamanya sendiri secara cermat dan mendalam, apalagi mengerti agama lainnya.
Lebih suka memakan doktrin dan dogma-dogma dari orang lain, tak mau menggalinya sendiri, membuktikannya sendiri, mengalaminya sendiri.

Dirinya berfokus pada perbedaannya sebab egonya yang lebih mengemuka. Tak sudi mencari persamaan-persamaannya. Lalu tumbuhlah rasa jumawa, kesombongan akan agamanya.

Padahal dengan tumbuhnya kesombongan pada dirinya, otomatis akan semakin menjauhkan dari rasa Pengasih-Nya, rasa Penyayang-Nya.
Sombong ≠ Pengasih-Penyayang…pastilah bertolak belakang !!

Sudah pasti tak mempunyai rasa toleransi, tak mampu menghargai sesama makluk-Nya. 
Yang ada, aku-nya menjulang tinggi….dan AKU semakin menjauh.
Selalu rasa-ku vs rasa-KU, tak mampu meleburnya menjadi satu.

*Semoga kita mampu menjadi makluk-Nya yang sejati.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nge-gym

Diet

Ibarat saklar