Sejangkauan


"Pemahaman manusia itu hanya sejangkauan wawasannya saja".
Begitu wawasannya bertambah maka berubah juga cara memaknai suatu peristiwa. Sudut pandangnya pasti akan ikut berubah.
Dirinya mampu memaknai peristiwa yang sama menjadi punya arti yang sangat berbeda dari sebelum-sebelumnya. Bahkan melihat peristiwa yang dulu dianggap suatu kepedihan ternyata juga bagian dari rangkaian keindahan. Mampu mentertawakan kekonyolan, kebodohan dan kelemahannya sendiri. Mampu memaknai peristiwa yang sulit/pedih menjadi punya arti membaikkan dirinya.
Itulah kenapa didalam kitab-kitab agama, para manusia diharuskan belajar dan selalu belajar berbagai ilmu disepanjang hayatnya. Iqra' akan Ilmu-Nya yang tak terbatas. 

Seorang yang wawasannya sempit akan berfokus hanya pada kepedihannya sebab dirinya tak mampu melihat dari berbagai sudut sisi pandang. Pikirannya selalu dipenuhi kecurigaan dan kedengkian. Berfokus pada ajakan nafsu-nafsunya…selalu versi-ku, versi-ku dan versi-ku. Dan si pelaku tak pernah menyadarinya sebab selalu mencari pembenaran. 
Itulah yang dimaksud kegelapan.

Seorang yang telah mampu melihat kedalam relung hatinya akan menemukan sinkronisasi dengan-Nya, Sang Pencipta-Maha Pengasih-Maha Pembimbing-Maha Pelindung.
Ibarat menemukan pintu keterbukaan pada kecerahan.
Maka segala hal akan terbimbing oleh-Nya. Mampu melihat segala sesuatu dari sisi keindahan. Tak ada kekawatiran dan ketakutan sebab sangat paham akan peranan-Nya, melalui tata alam-Nya akan menjadikan berbagai hal selalu membaikkannya.
Segala hal telah tertata sedemikian tepatnya.

*Iqra’ =bacalah, tentu bukan sekedar membaca tetapi juga menganalisanya, mendalaminya, merenunginya dan memahaminya.

Untuk mampu merenungi dan memahami selain menggunakan pikiran tentu harus menggunakan hati nurani. 


Indonesia, 27jan2019

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nge-gym

Diet

Ibarat saklar