Cerita Masa Kecil
Tentang
seorang anak yang tak patuh pada aturan ortunya, antara lain setiap disuruh
tidur siang dia seringkali menyelinap keluar rumah dan pergi bermain sesuka
hatinya. Dari teguran halus sampai dengan amarah tetap saja si anak masih
mengulanginya.
Suatu
saat sampai dengan melewati waktu senja anak tersebut belum juga kembali kerumah,
menyebabkan ibunya sangat kawatir dan berusaha mencari ke segala penjuru desa
dan menemukannya sedang bermain disungai dekat tanggul.
Sesampai dirumah
dinasehatinya anaknya agar tidak bermain disungai lagi karena sangat berbahaya,
bisa dimakan buaya !!
Suatu
sore sang ibu yang sedang sibuk didapur dikejutkan suara teriakan tetangga yang
mengabarkan anaknya berteriak-teriak minta tolong di bawah tanggul sungai. Maka
bergegaslah si ibu berlari kearah sungai sembari menangis dan berteriak minta
tolong.
Alhasil
para tetangga yang mendengar ikut berlarian kearah sungai sambil membawa
senjata sedapatnya.
Sesampai
ditanggul mereka memanggil-manggil nama si anak untuk mencari arah yang tepat.
Dan semakin banyak saja orang yang berdatangan ingin memberi perbantuan.
Melihat
mereka berdatangan tiba-tiba …”Ciiilluu Baaaaa….aku bohongiii semuaaaa…hahahaha”
teriak si anak tiba-tiba keluar dari tempat persembunyiannya sambil ngibriitt
berlari pulang.
Orang-orang
yang melihatnya kaget luar biasa… berasa lega sekaligus kesal. Rupanya si anak
sengaja berpura-pura sedang bergelut dengan buaya dan berteriak-teriak untuk
mengelabuhi para penduduk desa.
Sesampai
dirumah, ibunya sangat marah-merasa malu anaknya telah mengerjai penduduk desa,
si ayah yang baru tiba dari kota juga ikut memarahi si anak. Dan kemudian
meminta maaf kepada para penduduk.
Sekitar
dua bulan kemudian kembali terdengar
sebuah
teriakan meminta tolong dari arah sungai, tetapi karena penduduk desa belajar
dari kejadian masa lalu maka mereka hanya saling sapa dan berkomentar :
“Palingan
ulah si Pentol seperti waktu itu”…dijawab oleh yang lain
“Iya
dia ingin mengerjai kita lagi dikira sudah lupa”.
“Ahh
dasar watak anak-anak suka berulah”…
“Dia
mengira tipuannya selalu manjur…nggak sopan”,
“Iya,
rupanya kita dibodohi…kali ini kita tidak boleh bodoh!!”.
Esok
sorenya dipinggir sungai bagian tetangga desa, ditemukan jenasah si Pentol
tanpa kedua kakinya, sepertinya bekas gigitan buaya. Rupanya teriakan yang
terdengar sore-sore kemarin betul si Pentol sedang berhadapan dengan buaya.
Begitulah
cerita di masa kecil yang masih membekas didalam memori. Dan cerita seperti ini
tak hanya sekedar cerita anak-anak, rupanya pelakunya juga orang-orang dewasa.
Bagi
penduduk pemirsanya untuk menjadi pintar menganalisa tak hanya cukup rajin
membaca, tetapi ada yang harus melihat kejadian senyatanya baru bisa percaya.
*Semoga
kita semua adalah orang-orang yang tak mudah diperdaya dan dibodohi oleh sesama
manusia.
Teruslah
menambah wawasan sampai akhir hayat.
Indonesia,
19052019

Komentar
Posting Komentar