Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2018

Manjur

“Kenapa ya ada orang yang doanya sering dikabulkan dan ada yang doanya sulit terkabul  ?”, tiba-tiba seorang teman berkomentar. “Doanya tidak dari hati kaliii”, sahut teman lain. “Menurutmu ?”, tanyanya kepadaku. “Doa itu seperti minum obat”, jawabku. “Maksudmu ?”, tanya mereka berdua. “Seperti efek placebo dan nosebo itu…disaat kau sakit lalu minum obat, jika kau yakin akan kemanjuran obat tersebut tentu efek menyembuhkannya besar, tetapi jika kau tak begitu yakin/ragu akan kemanjuran obatnya maka secara psykhologys akan mempengaruhimu sehingga efek obatpun akan berkurang dan kau tak akan sembuh”, kujelaskan. “Jadi tergantung tingkat keyakinan kita akan kemanjuran doa kita ya?”, tanyanya. “Yup…dan keyakinan itu bukan hanya sebatas ucapan dilisan tetapi dari kedalaman hati. Yakin itu berasal dari nurani yang paling dalam. Seperti disebutkan dalam agama –doa orang yang teraniaya akan dikabulkan Allah. Orang yang teraniaya tentunya akan berdoa dari hatinya yang palin...

Tersiksa

“Aku sedang tersiksa nih, permasalahanku darurat !!”, kata seorang teman begitu kami bertemu. “Tersiksa karena kau buat sendiri kaliiii”, jawabku usil. “Ini seriusss…kau malah becanda”, katanya meradang. “Tuuhh reaksimu sudah jelas membuktikan”, jawabku masih menggodanya. “Ayolah serius, dengarkan akuuuu….”, jawabnya merajuk dan kemudian dia menceritakan beban pikirannya. “Nah itu kau sudah berdoa rutin, semestinya kau sudah tenang bukan”, kataku. “Iya sih, tapi jika doaku tidak dikabulkan bagaimanaaaa ?”, katanya gusar.

Amarah

Seorang manusia yang kodratnya diberi suatu kecerdasan oleh Allah Sang Maha, kadang saking cerdasnya menjadi pelupa. Begitu kehendakannya dirasa terganggu lalu timbullah amarah, kemudian mendikte-Nya …berdoa memohon pembalasan untuk pihak yang dianggap menghalangi kehendakannya, kesenangannya. Mendikte-Nya seolah dia lebih kuasa dan lebih unggul dari Sang Maha. Menyuruh agar Allah mau menuruti instruksinya, disuruh menyakiti orang yang dianggap jadi penghalangnya. Lupa bahwa dirinya adalah umat-Nya. Amarah telah menjebaknya, melenakannya sampai tidak menyadari bahwa egonya telah mempermainkannya, membujuknya agar tampak selalu menang. Lupa bahwa pembalasan adalah hak prerogatif-Nya. Perlu perenungan yang dalam… *Semoga kita termasuk orang yang paham bertobat.   Ampuni hamba-Mu yang lemah ini Ya Allah. Indonesia, 130718

Kepuasan ??

Kelebihan manusia dari makluk-Nya yang lain adalah karena diberi akal/nalar, tetapi jika tak berhati-hati menggunakannya maka bisa menjadikannya menduakan-Nya yaitu lebih memilih menuruti hawa nafsunya. Padahal dengan akalnya seharusnya mampu memahami Kuasa-Nya sehingga dengan demikian menjadi semakin cinta kepada-Nya. Tetapi dengan akalnya pula manusia bisa terjebak pada hawa nafsunya, sebab hawa nafsu selalu canggih dalam menggoda manusia, dengan berbagai cara hingga si manusia tak menyadarinya.