Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2018

Lisan vs Isi Hati

Zaman bertambah tua semakin tampak nyata manusia yang menua tidak serta merta jiwanya pun menjadi tua/matang/bijak. Banyak yang mengandalkan pada hawa nafsunya saja tanpa sedikitpun mau mendengarkan suara hatinya, akibatnya banyak sekali manusia yang pandai bersandiwara. Lisannya terdengar santun manis plus sangat fasih menyebutkan ayat-ayat kitab agama, bicaranyapun muluk-muluk penuh kesucian. Ternyata jika telah menjadi watak/karakter maka suatu saat akan keluar juga aslinya.

Siklus

Seseorang yang hatinya pahit maka keluar lisannya tentu juga pahit, berakibat sikap dan tingkah lakunya menjadi kejeglong-jeglong kemudian akan mengeluh bahwa dirinya mengalami suatu penderitaan. Padahal yang mendefinisikan penderitaan ya para manusianya sendiri dikarenakan hasratnya yang tak terpenuhi sehingga merasa kesal dan kecewa.